Jenis-Jenis Belajar
Oke sahabat Blogger, Kali Ini saya akan membahas Jenis-Jenis Belajar Versi Guru-Guru saya dan Buku yang saya Baca
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli. Dalam menghafal, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan yaitu mengenai tujuan, pengertian, perhatian dan ingatan. Efektif tidaknya dalam menghafal dipengaruhi oleh syarat-syarat tersebut. Menghafal tanpa tujuan menjadi tidak terarah, menghafal tanpa pengertian menjadi kabur, menghafal tanpa perhatian adalah kacau, dan menghafal tanpa ingatan adalah sia-sia.
3. Belajar Konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah obyek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap obyek-obyek yang dihadapi, sehingga obyek ditempatkan dalam golongan tertentu. Misalnya pada bunga mawar, kenanga, angrek, dan melati ditemukan sejumlah ciri yang terdapat pada semua bunga-bunga konkret itu, yaitu “mekar, bertangkai, berwarna, sedap dipandang mata, berputik, dan berbenang sari”. Sejumlah ciri itu ditangkap dalam pengertian “bunga” yang kemudian dilambangkan dengan kata “bunga”. Jadi, konsep bunga itu dalam pengertian mekar, bertangkai, berwarna, sedap dipandang mata, berputik, dan berbenang sari.
Belajar konsep merupakan salah satu cara belajar dengan pemahaman. Ciri khas dari konsep yang diperoleh sebagai hasil belajar pengertian ini adalah adanya skema konseptual. Skema konseptual adalah suatu keseluruhan kognitif, yang mencakup semua ciri khas yang terkandung dalam suatu pengertian.
4. Belajar Kaidah
Kaidah adalah suatu pegangan yang tidak dapat diubah-ubah. Kaidah merupakan suatu representasi (gambaran) mental dari kenyataan hidup dan sangat berguna dalam mengatur kehidupan sehari-hari. Orang yang mempelajari kaidah mampu menghubungkan beberapa konsep. Misalnya, seseorang berkata, “besi dipanaskan memuai”, hal ini karena ia telah menguasai konsep dasar mengenai “besi”, “dipanaskan” dan “memuai”, dan dapat menentukan adanya suatu relasi yang tetap antara ketiga konsep dasar itu, maka dia dengan yakin mengatakan bahwa “besi dipanaskan memuai”.
Selama belajar di sekolah atau diperguruan tinggi seseorang akan menemukan kaidah-kaidah, misalnya : setiap makhluk yang bernyawa pasti mat, belajar adalah berubah, udara yang lembab mengakibatkan besi berkarat, air yang dimasukkan dalam ruang bersuhu nol derajad akan membeku, perkembangan anak dipengaruhi oleh keturunan dan lingkungan.
5. Belajar Berpikir
Berpikir adalah kemampuan jiwa untuk meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan. Masalah harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu. Belajar berpikir sangat diperlukan selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi.
Macam taraf berfikir yaitu : taraf berpikir pengetahuan (belajar reseptif/menerima), komprehensif Berpikir dalam konsep belajar pengertian), aplikasi (berpikir menerapkan), analisis dan sistesis (berpikir menguraikan dan menggabungkan), evaluasi (berpikir kreatif atau memecahkan masalah).
6. Belajar Keterampilan Motorik (Motoric Skill)
Orang yang memiliki suatu keterampilan motorik, mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu
Bentuk belajar ini bertujuan membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan dalam berbagai bidang kesenian. Belajar ini mencakup fakta, seperti ritme, tema dan komposisi, relasi-relasi, seperti hubungan antara bentuk dan isi, struktur-struktur, sistematika warna dan aliran-aliran dalam seni lukis dan karya seni lain.